Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) tengah berupaya untuk meningkatkan kemudahan dalam pelayanan gas elpiji non subsidi, termasuk bagi seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN). Langkah ini diambil untuk memastikan bahwa pelanggan dapat dengan mudah mengakses gas elpiji berkualitas tanpa mengalami kesulitan, terutama setelah pengalaman kelangkaan gas elpiji 3 Kg bersubsidi yang pernah dialami oleh masyarakat.
Kepala Dinas Perdagangan NTB, Jamaludin Malady, menyampaikan bahwa inisiatif ini muncul sebagai hasil diskusi antara pihak Pertamina dan Gubernur NTB. “Kami telah membahas tentang pentingnya memberikan kemudahan akses bagi ASN dan masyarakat umum dalam menggunakan gas elpiji non-subsidi, yang dinilai lebih efisien dan berkualitas,” ungkapnya pada hari Rabu, 1 Oktober.
Sebagai bagian dari upaya ini, Pemprov NTB bersama dengan Dinas Perdagangan NTB dan Pertamina akan memperkenalkan program baru dalam acara Lombok Sumbawa Nusantara Fair di Mandalika yang akan berlangsung pada hari Sabtu, 4 Oktober. Dalam acara tersebut, Pertamina berencana untuk menyediakan tabung gas elpiji non-subsidi berwarna pink, baik dalam ukuran 5,5 kg maupun 12 kg, untuk memudahkan pelanggan dalam beralih dari gas bersubsidi ke non-subsidi.
“Kami ingin memastikan bahwa pegawai, terutama ASN golongan 3 dan 4, dapat dengan mudah beralih ke gas elpiji non-subsidi. Untuk itu, kami akan menerbitkan surat edaran yang memberikan panduan dan informasi lebih lanjut mengenai kebijakan ini,” tambahnya.
Keberadaan program barter juga akan mempermudah transisi bagi ASN yang masih memiliki tabung gas elpiji 3 Kg bersubsidi. Dinas Perdagangan NTB, melalui NTB Mall yang merupakan Badan Layanan Usaha Daerah (BLUD), akan memberikan kesempatan bagi ASN untuk menukarkan tabung gas bersubsidi mereka dengan tabung non-subsidi.
“Bagi ASN yang memiliki dua atau tiga tabung gas bersubsidi, kami akan memfasilitasi mereka untuk beralih ke tabung non-subsidi. Misalnya, jika mereka memiliki dua tabung yang harganya Rp150 ribu, mereka bisa menukarkannya dengan tabung non-subsidi yang harganya sekitar Rp350 ribu dengan selisih harga yang perlu dibayar,” jelasnya.
Selain itu, Pertamina juga akan menawarkan layanan pengantaran tabung gas non-subsidi langsung ke rumah pelanggan, termasuk ASN, melalui sistem pemesanan daring. Layanan ini dirancang untuk memberikan kenyamanan, mirip dengan aplikasi ojek daring seperti Grab, sehingga pelanggan dapat dengan mudah memesan gas tanpa harus keluar rumah.
“Dengan adanya layanan pengantaran ini, pelanggan hanya perlu melakukan pemesanan secara online, dan tabung gas non-subsidi akan diantarkan langsung ke alamat mereka. Ini adalah langkah besar untuk memastikan bahwa penggunaan gas elpiji non-subsidi menjadi lebih praktis dan efisien, karena durasi penggunaannya juga lebih lama dibandingkan dengan tabung bersubsidi,” tutupnya dengan penuh keyakinan.
Sumber : Inside Lombok





